Hari Senin,
tanggal 15 Juli 2012 adalah hari resmi dimana siswa-siswi sekolahku, SMP
Labschool Jakarta mengakhiri masa liburan akhir tahun ajaran mereka dan
memasuki tahun ajaran baru, 2013-2014. Hari pertama aku resmi menjadi siswi
kelas 8E /claps/ Anyway,
selamat datang untuk siswa-siswi angkatan 22 SMP Labschool Jakarta~
Dikarenakan
hari pertama, tentunya belum ada pelajaran dan para murid dipulangkan lebih
cepat, pukul 10. Dan itu bertepatan dengan penjualan tiket online One Great
Step Indonesia, konser Infinite, boyband
asal Negeri Ginseng yang kuidolakan selain EXO.
Infinite
adalah boyband beranggotakan 7 dorks bertalenta. Kim Sunggyu—sang leader yang *cough* tidak ber-mata *cough* tapi suaranya bikin merinding,
Jang Dongwoo—main rapper dengan
ketawanya yang membuat kita tertawa/?, Nam Woohyun—heart prince ber-emot =_=, Lee Howon! Kalau Woohyun itu heart prince, Hoya itu my prince /slapped. Hoya itu main dancernya Infinite, tergabung dalam sub-unit Infinite untuk genre hip-hop bersama Dongwoo, Infinite H. Lee Sungyeol—the dorkiest
and the tallest one, Kim Myungsoo a.k.a L—visual bermuka dua, dan uri
magnae Lee Sungjong—the most feminine
…? Maksudku lemon candy boy. Hehehehehehehe …
Agensi
Infinite adalah Woollim Entertainment yang dipimpin oleh Lee Jungyeop sajangnim, CEO yang tidak berperilaku
seperti CEO/?. Check this one …
Left to Right: Jungyeop, Woohyun, Sunggyu |
See? Dengan posenya bak anak gawl yang hmmm … begitulah. But I’m very proud of him (and
Infinite)<3 Like father like son, lah. Infinite juga nggak beda jauh narsisnya sama dia. FYI aja, Jungyeop sajangnim itu sampai menjual rumahnya demi
pembuatan MV Infinite – Be Mine. Ya, Woollim Entertainment dulu memang belum
sebesar sekarang. Bahkan dulu saat mereka pertama kali debut, tak seperti
idola-idola lain yang dorm atau
tempat tinggalnya di apartemen atau rumah yang dibeli oleh agensi mereka, dorm Infinite pertama kali adalah rumah
milik Jungyeop sendiri.
Ok, back to
the story tentang tiket, ya.
Pukul 10 aku
langsung berjalan ke SD Islam At-Taqwa—SD-ku dulu—bersama Intan, temanku yang
juga seorang penggemar k-pop.
Karena jarak antara Labschool dan At-Taqwa tidak terlalu jauh, kami sudah
terbiasa berjalan kaki kesana.
Kami berdua
memang sudah berencana ingin menonton OGS ini di seat VVIP. Bersama dengan
temanku satu lagi, Qeesha, dan sepupunya Intan. Maka itu, pukul 10 lebih sambil
berjalan aku mencari-cari info tentang tiket itu dan benar, salah satu website penjualannya,
tiket.com sudah dibuka. Spontan aku membuka alamat web mereka dan
melihat-lihat.
"Intan
..."
"Ya?"
"Tiket
VVIP-nya ... sold out ..."
"SOLD OUT, TAN! SOLD OUT!"
"DEMI
APA!? SOLD OUT!?"
"IYAAA
...!" aku langsung menunjukkan layar ponselku sebagai buktinya. "Tapi
nanti pukul 11 dibuka juga kok penjualannya di indotix.com. Juga bisa dibeli di
Alfamart atau gedung Jamsostek,"
"AYO
KITA BERBURU ALFAMART!"
Kurang lebih
begitulah suasana menghebohkan ketika kami berdua tahu kalau tiketnya sold out. Entahlah apakah
sekeliling kami—mahasiswa/i UNJ; karena At-Taqwa dan Labschool dibatasi Kampus
UNJ—melihat aku dan Intan yang berteriak-teriak freak atau tidak.
Karena
ternyata adik-adikku pulang pukul 12, aku meminta izin mama untuk main ke rumah
Intan dulu, diantar menggunakan mobil keluarga Intan. Di mobil, aku terus
bercakap dengannya bagaimana cara agar kami bisa mendapat tiket VVIP-nya.
"Tan,
serius mau berburu Alfamart?"
"Iya.
Ini gue lagi tanya nyokap dulu boleh atau nggak."
"Ntar
bayarnya pake apa?"
"Pake
kredit gue dulu aja."
"Hah?
Serius? Nanti gue sama Qeesha transfer ke lo?"
"Iya.
Yang penting kita dapet tiketnya."
Aku lupa
alasannya yang jelas akhirnya Intan memutuskan untuk meminta kakak sepupunya
yang akan ikut menonton untuk membeli tiketnya di indotix.com. Menggunakan
kredit mama Intan. Kami diinformasikan bahwa mendapat seat di row E, di tengah bagian
kanan. Tapi ...
"Nyokap
gue gamau ngasih nomer kreditnya, Thi."
"Lah
terus gimana? Pake kredit ortu gue? Bentar gue tanya dulu,"
Langsung
saja aku me-whatsapp mama dan ayah untuk meminta nomor kredit
mereka. Oh iya, lupa memberi tahu sebelumnya. Aku dan Intan sedang ditengah
menjadi koki/? membuat cupcake.
Ayah nggak
mau ngasih nomor kreditnya. Biar ayah aja yang beli langsung.
Tak sampai
satu detik kemudian aku dan Intan sudah bernapas lega. Meminta maaf kepada
sepupu Intan sudah merepotkannya cepat-cepat beli tiket. Maklum, takut sold out.
"Qeesha
jadi nonton, kan? Tiketnya 4 kan?"
"Eh,
nggak tahu, deh. Belum nanya lagi. Terakhir dia bilang sih dibolehin."
Ya, Qeesha
belum confirm ke kami
berdua kalau fix ikut
nonton. Sementara ayah mungkin sudah mulai membeli tiketnya. Benar saja tak
beberapa lama kemudian ayah me-whatsapp, menginformasikan bahwa tiketnya
sudah dibeli dan kami mendapat row F seat 72-75.
"Eh,
Qeesha serius jadi, kan? Coba lo BBM-in deh, Tan ..."
"Ok
..."
Tapi BBM ke
Qeesha belum di jawab-jawab. Membuat hatiku lagi-lagi gelisah padahal tadi
sudah lega kalau tiketnya belum sold
out di indotix.com.
Its a long long story to tell from that day, tapi Alhamdulillah Qeesha fix! Ya Allah, nggak kurang lega? Hahaha x)) Mungkin begitu aja/?
Sampai bertemu di part berikutnya!
Its a long long story to tell from that day, tapi Alhamdulillah Qeesha fix! Ya Allah, nggak kurang lega? Hahaha x)) Mungkin begitu aja/?
Sampai bertemu di part berikutnya!
No comments:
Post a Comment