Monday, June 13, 2016

Mural SMA Labschool Jakarta di Kompas Muda


Jumat, 10 Juni 2016, artikelku yang berjudul “Kebersamaan dalam Mural” dipublikasikan di Kompas MuDA, Koran KOMPAS. Artikel ini aku tulis bersama temanku, Dimas, yang juga merupakan panitia acara mural yang diadakan di sekolahku, SMA Labschool Jakarta.

Acara mural atau melukis dinding sekolah ini diadakan oleh SMA Labschool Jakarta sebagai salah satu cara kami untuk menyambut Hari Bumi Internasional. Dalam penulisan artikelnya, aku dan Dimas sempat mewawancarai murid-murid yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Kami juga dibimbing oleh Bu Ina (guru seni rupa) dan Pak Satriwan (guru PKn) hingga sampai ke tahap penerbitan. Kebetulan, teman-teman di kelasku juga banyak yang mengikuti kegiatan ini sehingga aku dengan mudah mendapatkan informasi dan cerita-cerita di balik layar persiapan mural bertajuk “Saksi Bisu Dimakan Masa”. Oh, iya, acara mural ini juga merupakan proyek Padma, teman sekelasku yang sebelumnya berhasil meraih Juara Harapan 1 Lomba Poster oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan GIZ PAKLIM.

Terima kasih untuk Bu Ina dan Pak Satriwan atas bimbingannya. Juga pada Pak Fakhruddin, kepala sekolah SMA Labschool Jakarta, guru-guru, dan teman-teman atas dukungannya. Ini adalah pertama kalinya tulisanku dimuat di koran Kompas. Doakan kedepannya bisa dimuat lebih banyak tulisan lagi, ya! Aamiin. Untuk teman-teman yang mengikuti kegiatan mural, kalian semua hebat karena sudah bisa menyebarkan pesan melalui cara yang tidak biasa. Terus berkarya, Teman-Teman!





Tulisan yang dimuat ada di link berikut:
http://print.kompas.com/baca/2016/06/10/Kebersamaan-dalam-Mural
http://print.kompas.com/baca/2016/06/10/20160609_Kata-Mereka?utm_source=bacajuga

___________________________________________________________________________________

TULISAN ASLI:


MURAL SMA LABSCHOOL JAKARTA, 
BERKARYA UNTUK BUMI 

SMA Labschool Jakarta baru saja menyelenggarakan acara mural. Mural adalah melukis di atas media dinding atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 80 siswa kelas 10 SMA Labschool Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Hari Bumi Internasional, sekaligus memperindah lingkungan sekolah.

Pada bulan November lalu, salah satu siswi SMA Labschool Jakarta, Padma Danti Umayyi (16 tahun) berhasil meraih Juara Harapan 1 Lomba Poster di Kementrian Lingkungan Hidup dan GIZ PAKLIM. Lomba ini diikuti oleh siswa sekolah menengah seluruh Indonesia. Ia berhasil membawa pulang uang tunai sebesar Rp 10.000.000 dan digunakan untuk kepentingan bersama.

Sepulangnya dari perlombaan, ia mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi dalam melakukan perubahan di sekolah dengan melaksanakan kegiatan mural. Mural ini diberi judul “Saksi Bisu dimakan Masa”. Kegiatan yang melibatkan siswa-siswi SMA Labschool Jakarta ini dilaksanakan pada hari Minggu, 24 April 2016 atau dua hari setelah Hari Bumi Internasional. Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang diadakan setiap tahunnya di seluruh dunia pada tanggal 22 April. Dicetuskan oleh Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson, pada tahun 1970, Hari Bumi dirancang guna meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet kita tercinta, Bumi.


Mengapa Mural? 
Kegiatan mural ini merupakan ide dari guru seni rupa SMA Labschol Jakarta, Ibu Saffa Inayati yang akrab dipanggil Bu Ina. Setelah berhasil menyelenggarakan pameran seni untuk murid-muridnya bertajuk “Goresan Citra Seindah Jiwa” pada Januari lalu, kali ini, Beliau membuat acara mural untuk mengembangkan hobi dan bakat siswa-siswi SMA Labschool Jakarta yang tertarik dalam bidang seni, juga yang peduli pada lingkungan.

“Sebenarnya acara mural ini rutin diadakan tiga tahun sekali,” tutur Bu Ina ketika ditanya mengenai latar belakang diadakannya acara mural. Kegiatan mural tahun ini ada kaitannya dengan lomba poster yang dimenangkan oleh Padma. Sebagai peraih juara pertama dalam lomba tersebut, Padma diminta untuk membuat proyek yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Setelah berdiskusi dengan guru dan teman-teman, kegiatan mural tahun ini akhirnya dilaksanakan dan menjadi bagian dari proyek yang digarap oleh Padma, tentunya dengan dukungan warga sekolah. Melalui kegiatan mural ini pula, Padma juga sekaligus menyebarkan ilmu yang telah ia dapat selama mengikuti lomba kepada teman-teman. Menyebarkan ilmu yang didapat tentu merupakan hal yang patut dicontoh. Terlebih, para peserta yang ikut serta dalam kegiatan mural ini berpartisipasi secara sukarela dan dapat menyampaikan ide juga keprihatinan mereka terhadap kondisi lingkungan hidup saat ini.

Bu Ina juga bercerita bahwa kegiatan mural ini adalah awal bagi murid-murid yang tertarik dalam bidang seni untuk melukis bersama, dan nantinya akan terus dikembangkan hingga karyanya bisa dipamerkan di acara nasional maupun internasional. “Dan yang terpenting adalah para peserta juga memiliki kesadaran akan pentingnya mencintai lingkungan hidup dan menyebarkannya melalui lukisan dan mural.” ucap Bu Ina.

Mural ini dibagikan dalam empat tema, yaitu: air, tanah, hewan, dan udara. Ada 14 tembok yang harus dilukis dan masing-masing tembok mendapatkan tema-tema spesifik. Tiap kelas harus mengirimkan dua tim untuk melukis dua dinding. Mural ini dibuat untuk menggantikan graffiti yang sudah menghiasi dinding SMA Labschool Jakarta sejak tahun 2008.

Proses yang dilakukan peserta kegiatan mural ini tidaklah mudah. Mereka harus bangun pagi dan pergi ke sekolah pada hari Minggu. Melukis mural di dinding yang besar dalam satu hari itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi, lukisan yang dibuat bukan hanya lukisan, namun juga harus memiliki makna.

Dengan dilaksanakannya kegiatan mural ini, diharapkan siswa-siswi SMA Labschool Jakarta dapat terpengaruh dan ikut serta dalam menjaga lingkungan, karena kita semua hidup saling berketergantungan dengan lingkungan. Bila salah satu faktor alam dirusak, tentu tidak hanya membahayakan sekitarnya, seluruh dunia pun dapat terkena dampaknya.


Tembok Labschool Berbicara 
Kini makin banyak cara yang digunakan generasi muda untuk mengekspresikan kepedulian terhadap lingkungan. Melakukan reboisasi, mengadakan penyuluhan, dan sebagainya. Siswa-siswi SMA Labschool Jakarta memilih untuk berbicara lewat mural-mural mereka.

Dinding Labschool yang dihias oleh warga Labschool ini memiliki desain dan makna yang beragam. Wajah orang utan dan burung cendrawasih dilukis oleh peserta mural dari kelas X IPA 1. Orang utan tersebut digambarkan dengan wajah yang sedih dan juga dengan pewarnaan yang abstrak dan tidak tegas, sehingga menunjukkan keberadaan orang utan yang hampir punah dan menghilang perlahan-lahan. Sementara, lukisan cendrawasih diharapkan dapat menjadi peringatan bagi semua akan cenderawasih yang hampir punah. Kelas X IPA 1 mengaku ingin ikut melestarikan cenderawasih walau hanya dalam bentuk lukisan.

Kelas X IPA 5 mengekspresikan kepedulian mereka terhadap habitat-habitat hewan. Mereka melukiskan hiu dengan slogan “The only tank sharks should have is the ocean”, yang artinya hiu seharusnya hidup di habitat aslinya, yaitu laut. Selain hiu, ada pula yang melukis beruang grizzly di tengah sungai, yang mengandung arti bahwa kita harus menjaga kelestarian sungai bukan hanya karena itu adalah habitat ikan, melainkan tempat mencari makan hewan seperti beruang grizzly.

Siswa-siswi kelas X IPS 2 membicarakan kepedulian mereka terhadap badak, juga lingkungan perairan dan daratan. Dengan latar berwarna kuning, kelas X IPS 2 melukis seekor badak dengan cula tumpul, dengan slogan “Why are you doing this to me?”, melambangkan bahwa badak sudah mulai punah karena culanya diambil untuk keperluan manusia, seperti dijadikan obat. Mural kedua bertemakan pertambangan, yang dibagi tiga sisi. Sisi kiri menggambarkan oil drill atau tambang di lautan yang mencemari air dan makhluk hidup di perairan tersebut. Sisi kanan menggambarkan tambang di daratan yang merusak lingkungan, seperti pohon yang ditebang dan tanah subur yang digali untuk mendapatkan hasil tambang yang mereka inginkan. Sementara gambar di tengah menggambarkan para makhluk hidup yang sedang memprotes perlakuan oknum-oknum di sisi kiri dan kanan.


Serunya Menghias Sekolah 
Melakukan kegiatan yang cukup melelahkan, pasti meninggalkan kesan sendiri pada peserta-peserta mural SMA Labschool Jakarta. Kebersamaan pun dirasakan sembari melukis dan berkarya. Banyak yang setuju bahwa acaranya mengesankan karena melukis di dinding sekolah merupakan sebuah pengalaman yang baru. Mereka beranggapan bahwa acara mural sangat bermanfaat bagi murid dan sekolah. Mural di SMA Labschool Jakarta berisi pesan-pesan juga peringatan untuk semua akan pentingnya lingkungan, sehingga diharapkan mural tersebut dapat menjadi pengingat akan alam bagi warga SMA Labschool Jakarta.

Para panitia juga sempat berbagi cerita mereka dalam mempersiapkan acara ini. Ternyata, acara mural SMA Labschool Jakarta hanya dipersiapkan dalam jangka waktu seminggu. Persiapan meliputi merancang tema besar dan teman-tema spesifik, membeli perlengkapan acara, seperti: cat, kuas, dan sebagainya, mengumpulkan ide dan inspirasi, membuat sketsa mural, melakukan sosialisasi acara di lingkungan Labschool, serta mengumpulkan peserta untuk ikut serta dalam acara mural.

Meski begitu, peluh keringat mereka terbayarkan dengan hasil yang membanggakan. Bahkan, para peserta ingin agar acara mural ini tetap dilanjutkan dan diadakan tiap dua atau tiga tahun sekali. Baik panitia maupun peserta, semuanya berharap semoga kedepannya pesan yang terkandung dalam mural-mural di dinding SMA Labschool Jakarta dapat tersampaikan. Selamat Hari Bumi Internasional!


Ditulis oleh: Muthia Fadhila Khairunnisa dan Dimas Nur Hasanto 


Kata Mereka 

Kepala Sekolah SMA Labschool Jakarta, 
Drs. Muhammad Fakhruddin, M.Si 
Kegiatan mural dilatar belakangi oleh keinginan menfasilitasi bakat dan potensi di bidang seni lukis yg dimiliki oleh para siswa. Momentum waktunya dirangkaikan dengan peringatan Hari Bumi Internasional. Mural yang dibuat oleh kelompok siswa, masing-masing memuat pesan yang diekspresikan melalui goresan karya lukisnya. Harapan ke depan progran ini terus berlanjut karena pastinya akan terus ada siswa yang perlu disalurkan bakat dan potensinya melalui mural.

Insyira Rahmitha 
Menurut saya, acara mural sangatlah pas untuk kita kalangan muda untuk melestarikannya, karena dengan adanya kegiatan mural dapat melingkup segala seni, pesan dan moral yg dapat berkesan dan menyentuh hati masyarakat yang melihatnya. Dengan dilestarikannya kegiatan seni disertai pesan yang baik merupakan awal mula kepedulian remaja masa kini terhadap lingkungan dan segala aspek untuk memajukan bangsa dan negaranya.
Lukisan mural yang paling terkesan menurut saya adalah hasil karya X IPS 1 dengan judul 'Asap Rokok' mengapa, karena judul tersebut sudah sangatlah cocok untuk dijadikan sebuah acuan untuk mural lingkungan dikalangan sekolah, bisa kita lihat kenyataan yang terjadi dengan anak-anak remaja masa kini, mereka sudah mengenal rokok tanpa memikirkan resiko yang akan mereka dapat, dengan dibuatnya mural asap rokok ini menurut saya dapat sangat membantu untuk menyadarkan pemikiran anak-anak remaja masa kini tentang sebatang rokok yang sebenarnya sangatlah mematikan.
Saya berharap untuk kedepannya, acara mural yang sangat mendidik dan juga seru dapat dilestarikan atau tetap dijalankan oleh sekolah-sekolah untuk menghias dinding sekolah mereka dengan seni yang indah dan juga pesan ataupun moral yang baik untuk dilihat masyarakat semua.

Abdanu Syakran 
Acara ini adalah ajang mencurahkan isi kepala dan hati tentang lingkungan hidup. Suka duka yang dialami mulai dari proses perancangan tema hingga pengecatan pun banyak. Yang paling menambah semangat adalah fakta bahwa kami mengecat tembok yang sudah sekitar delapan tahun belum dicat ulang. Tapi, dibalik itu, kami dikejar deadline proposal serta anggaran yang belum tersusun rapi. Setelah itu semua selesai, kami mulai tenang lagi dan pada hari pelaksanaan acara kami mulai bersenang-senang mengeluarkan isi kepala dan hati kami. Untuk kedepannya, saya harap akan ada acara seperti ini lagi, kalau bisa lebih spektakuler dari yang satu ini.

Wangi Soka 
Tidak pernah terlintas di benak saya sebelumnya untuk 'corat-coret' tembok sekolah, tapi kegiatan mural kemarin itu sangat seru! Kami melukis sambil bernyanyi, bercanda, sehingga capeknya tidak terasa. Dan setiap gambar punya makna tersendiri dibaliknya, jadi memang tidak asal gambar saja. Proses dari brainstorming sampe ngecat itu cukup panjang, tapi menjadi kenangan.
Mural yang paling berkesan, of course punya kelompok saya! Kami menggambarkan bahaya rokok dengan siluet orang sedang merokok yang lehernya diikat dengan batang berdurinya bunga mawar, di sebelahnya ada gambar paru-paru yg setengah sudah kotor dengan asap rokok dan setengahnya lagi masih bersih dengan bunga mawar merah.
Harapannya, semoga tembok-tembok yang kami lukis bisa menjadi inspirasi bagi yang melihatnya, kebetulan temanya adalah menjaga lingkungan hidup yang di zaman sekarang kesadarannya sudah mulai menipis.

Dissa Shafira 
Menurut saya, acara mural sangat bermanfaat bagi murid dan juga sekolah. Mural di SMA Labschool Jakarta juga berisi tentang pesan-pesan dan juga peringatan untuk kita semua akan pentingnya lingkungan, sehingga diharapkan mural tersebut dapat menjadi pengingat akan alam bagi warga SMA Labschool. Belum lagi, sekolah jadi terlihat indah dan terhiasi warna. Murid pun mendapatkan pengalaman dan ilmu karena telah melukis di atas bidang yang sangat besar yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Dapat berpartisipasi di acara ini juga menjadi sebuah kehormatan bagi kami karena dapat menggantikan mural SMA Labschool sebelumnya yang sudah kurang lebih 8 tahun mewarnai tembok Labschool.
Saya menyukai semua karya mural yang ada, karena mereka semua memiliki gaya yang berbeda-beda dengan warna yang beragam. Namun karya mural yang paling berkesan menurut saya adalah karya Denisa Trixie dan Ariqo Mutiara. Menurut saya karyanya sangat rapi dan sesuai dengan tema yang telah ditetapkan. Karya dari mereka sangat menunjukkan keindahan lingkungan tersebut. Saya tidak pandai dalam menggambar pemandangan jadi saya sangat menghargai mereka yang mahir.
Semoga mural dapat memberikan manfaat bagi sekolah dan untuk kedepannya mural dapat tetap dilestarikan oleh SMA Labschool Jakarta. Dalam beberapa tahun lagi, mural tersebut akan digantikan oleh adik-adik kami. Maka dari itu saya harap mereka dapat menggantikan mural kami dengan karya-karya yang lebih bagus lagi, tak lupa dengan menyisipkan nilai-nilai kebajikan pada mural tersebut.

Denisa Trixie 
Menurut saya, acara ini adalah acara yang positif, juga sebagai wadah siswa untuk mengekspresikan diri dan menyampaikan pesan melalui media lukisan. Mural yang paling berkesan bagi saya adalah mural milik Dissa, yaitu lukisan orang utan, karena percampuran warnanya yang indah dan menarik. Harapannya, semoga karya kami bisa diapresiasikan dengan baik dan bisa menjadi motivasi kami tersendiri untuk terus berkarya.

Aviciena Shafa
Proyek ini merupakan pengalaman baru buat saya. Siapa sangka akan mendapat kesempatan untuk mencorat-coret tembok sekolah. Bukan hanya nyoret tembok, tapi disini kami bisa mengekspresikan diri. Selain bisa menunjukkan kalau kami semua yang ikut berpartisipasi dapat membuat mural sekreatif itu, kami juga membawa pesan untuk semua orang yang melihatnya. Sudah menjadi keharusan untuk kami saling mengingatkan agar bersama-sama menyelamatkan bumi.
Acara ini juga sangat berbeda dengan acara Labschool yang lain. Ini bukan lomba, tetapi ini acara untuk have fun bersama-sama. Walaupun panas-panasan dan baju kami dipenuhi oleh cat, ini sama sekali tidak merugikan. Jika dilihat tembok-tembok lainnya, sangat terlihat kalau teman teman kami sangat berbakat. Hasilnya juga sangat memuaskan.
Harapan saya, untuk kedepannya, proyek ini tetap dilanjutkan di SMA Labschool Jakarta. Semoga ini juga bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman lain ikut serta dalam menyampaikan pesan melalui karya.

Andi Ainul 
Sebagai panitia, saya sangat suka dan mendukung kegiatan mural ini agar juga dilaksanakan di sekolah-sekolah lain. Dengan adanya kegiatan ini, siswa tidak lagi bingung untuk mengekspresikan dirinya sehingga kegiatan corat-coret di tembok bisa menghasilkan lukisan yang lebih bermakna yaitu mural.
Suka duka yang dialami pasti ada. Mulai dari kekurangan orang untuk menggambar mural, sampai masalah internal yang pada akhirnya bisa diselesaikan bersama sehingga acara terlaksana dengan senang dan gembira.
Harapan saya, untuk kedepanya, sekolah lain bisa mencoba mengadakan mural di sekolahnya. Selain menjadi penghias dinding sekolah, siswa juga dapat mengekspresikan kreatifitas mereka melalui media yang berbeda.

RM Daffa Dinan 
Acara yang seru. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi saya dan teman-teman. Harapan saya, semoga catnya tahan lama dan karya kami dapat dihargai masyarakat SMA Labschool Jakarta.

Ariqo Mutiara 
Acara ini menurut saya sangat bermanfaat, baik untuk siswa-siswinya yang diberi wadah kreativitas, juga bagi pihak sekolah yang lingkungannya dibuat lebih indah dengan kreasi-kreasi kami. Ini juga bisa menjadi salah satu solusi untuk sekolah-sekolah lain dengan banyaknya siswa yang kurang tersalurkan kreativitasnya sehingga melakukan vandalisme.
Untuk kedepannya, semoga acara ini bisa menjadi acara jangka panjang SMA Labschool Jakarta yang bisa dilakukan rutin beberapa tahun sekali sehingga karya-karya siswa dapat dinikmati dengan baik


Foto-foto lengkapnya ada di FB-ku:
https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.1015617135200234&type=3&pnref=story


Sunday, June 12, 2016

Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar dan Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2016



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerja sama dengan Penerbit Mizan menyelenggarakan Apresiasi Sastra Siswa Sekolah Dasar 2016.

Tema KPCI 2016 adalah:
DENGAN KARYA KREATIF, CIPTAKAN INDONESIA YANG CINTA DAMAI

Ada 5 jenis lomba:

  1. Lomba Cerpen Kategori Pemula
  2. Lomba Cerpen Kategori Penulis
  3. Lomba Cipta Syair
  4. Lomba Cipta Pantun
  5. Lomba Mendongeng 

Persyaratan Pengiriman Karya untuk Semua Jenis Lomba:
  1. Peserta lomba adalah siswa Sekolah Dasar dan sederajat.
  2. Karya bertema "Dengan Karya Kreatif, Ciptakan Indonesia Yang Cinta Damai".
  3. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  4. Tidak menghasilkan karya yang mengandung unsur SARA dan PORNOGRAFI
  5. Hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan pada lomba yang sejenis.
  6. Naskah diketik menggunakan komputer pada kertas HVS ukuran A4, spasi 1,5, jenis huruf Times New Roman ukuran 12, margin 4-3-3-3 cm.
    CERPEN: membuat satu judul sepanjang 3-5 halaman.
    SYAIR: membuat satu judul syair.
    PANTUN: membuat lima pantun.
    DONGENG: mengirimkan CD berisi video peserta mendongeng dengan durasi 5 menit.
  7. Setiap karya harus disahkan keasliannya oleh Kpala Sekolah (distempel dan tanda tangan Kepala Sekolah).
  8. Pemenang lomba dan peserta yang terpilih akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia mewakili daerahnya masing-masing, sekaligus pemberian penghargaan kepada para pemenang.
  9. Karya dikirim dua rangkap (sudah distempel dan tanda tangan Kepala Sekolah) disertai dengan fotokopi identitas diri (kartu pelajar dan biodata singkat: nama, tempat tanggal lahir, alamat lengkap, nomor telepon/handphone, e-mail, nama dan alamat sekolah, kelas) ke Sekretariat Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2016, ke alamat:
    Direktur Pembinaan Sekolah Dasar
    u.p. Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik
    Gedung E, Lantai 17 Kemdikbud
    Jalan Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270

Beri keterangan lomba yang diikuti di sudut kiri atas amplop.
contoh: KPCI - Lomba Dongeng

Pemenang akan diumumkan di acara KPCI 2016.
Berhadiah tabungan pendidikan, trofi, dan bingkisan menarik.

Karya diterima paling lambat 13 Agustus 2016 (Cap POS).


Syarat dan Ketentuan lengkap dapat diunduh pada link di bawah ini:

https://drive.google.com/file/d/0B3g6ieaVgkOsMGlzb1FhaWVBd0k/view?pref=2&pli=1


Sumber:
Facebook KECIL-KECIL PUNYA KARYA
Blog KPCI MIZAN 2016