Friday, February 19, 2016

Profilku di Majalah Bobo


Awal minggu ini, mamaku Shinta Handini dapat kabar dari Tante Nurhayati, kalau di Bobo No 45 yang terbit minggu lalu ada info untuk Bobo nomor depan kalau profilku akan dimuat disana. Ternyata mamaku juga dapat kabar dari Kak Ana yang mewancaraiku dari Majalah Bobo kalau profilku akan dimuat di Bobo No 46. Sengaja dimuat di nomor itu, karena temanya tentang dongeng. Pas karena aku adalah penulis cerita, gitu katanya. ^_^

Ceritaku sampai bisa dimuat profilku di Majalah Bobo ada di tulisan ini:
Sehari Dua Wawancara dan Pemotretan: Majalah Bobo dan Majalah Girls

Makasih banyak buat Tante Kusussani Prihatmoko (pimpinan Majalah Bobo), Kak Ana, Kak Sigit, dan kakak-kakak lainnya di Majalah Boho. Terima kasih telah memberikan kesempatan kepadaku untuk memulai berkarya di Majalah Bobo dalam Konferensi Anak Indonesia (KONFA) 2009, sehingga sampai detik ini menulis menjadi passion-ku. Aku berharap, nantinya aku bisa lebih banyak berkontribusi untuk Majalah Bobo, khususnya di acara KONFA yang telah ikut membesarkanku.
Terima kasih juga telah menuliskan cerita tentangku di Bobo No. 46 ini. ^_^


Ini penampakan profilku yang dimuat di Majalah Bobo No 46, yang terbit Kamis, 18 Februari 2016.
Foto-foto selengkapnya ada di Facebook-ku ini:
https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.947498352012113.1073742086.100002558717962&type=1




Sunday, February 14, 2016

Akademi Trainer – Enrichment Forum: Belajar Hal Tidak Biasa dari Orang yang Luar Biasa


Hari Sabtu, 13 Februari 2016, aku dan mama diundang ke acara Enrichment Forum – A Tribute to Us yang diadakan oleh Akademi Trainer. Acara ini diadakan di ballroom gedung Kompas Gramedia Majalah dan dihadiri oleh para alumni Akademi Trainer, baik Public Speaking for Teens, Wanna be Trainer, maupun Trainer Bootcamp N Contest.

Acara pukul 8.00 dimulai oleh Om Sulkifly yang jadi MC dengan berkenalan, karena pada dasarnya tujuan kami datang adalah untuk menjalin silaturahmi, berkolaborasi, dan karena dalam bisnis yang paling penting adalah relasi, kami di sini untuk membuat relasi satu sama lain.

Di acara ini, kami dipertemukan oleh tiga pembicara luar biasa dengan topik-topik yang tidak biasa. Pembicara pertama adalah Kak Hari Firmansyah dengan materinya tentang cara memberi respon yang berkelas atau high class response. Kami belajar ada berbagai tingkatan dalam merespon. Mulai dari basic, expected, desired, wow surprising, hingga unbelievable.

Banyak training yang mengajarkan cara berbicara di depan umum, namum jarang sekali yang membicarakan cara merespon dengan baik. Padahal respon yang baik akan kembali pada yang merespon.

Kak Harri juga menjelaskan tentang quality of life level berdasarkan respon yang kita berikan. Dimulai dari spiritual, yang paling basic, raganya hadir di tempat namun pikirannya kemana-mana, kemudian ada intelectual, dimana seseorang menyadari kelebihan dan kekurangannya serta memiliki kemauan. Yang ketiga adalah social, yaitu tingkatan dimana seseorang terlatih dan ingin terus berlatih. Keempat ada financial, saat seseorang sudah bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, namun memikirkan kita. Dan level tertinggi adalah family, saat seseorang dapat memikirkan tentang dia, keluarganya, juga orang lain.

Ada beberapa prinsip yang Kak Harri tekankan. Salah satunya adalah “Response ability creates responsibility.”. Kemampuan merespon akan membuahkan tanggung jawab. Semakin baik kita merespon, semakin besar pula tanggung jawabnya, tentunya dalam hal yang baik. Ada juga satu quote yang disampaikan oleh Kak Harri, “There is no growth in comfort zone and there is no comfort in growth zone.” yang berarti tidak ada pertumbuhan di zona nyaman dan tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan. Selesai menyampaikan materi, Kak Herri juga sekaligus melaunching bukunya yang berjudul High Class Response.


Materi kedua disampaikan oleh Kak Canun Kamil, seorang konsultan pernikahan, yang menyampaikan materi tentang family life excelence, yaitu bagaimana membuat rumah tangga surga. Kak Canun dan istrinya telah menulis 5 buku, 4 ditulis sebelum menikah, dan yang terbaru ditulis setelah menikah. Kak Canun banyak bercerita tentang masalah-masalah yang biasa dialami dalam rumah tangga. Selain itu, beliau juga bercerita tentang cara membuat suasana rumah yang nyaman, karena keluarga adalah salah satu komponen terpenting dalam meraih kesuksesan. Tentu aku hanya dapat mengaitkan beberapa kasus dengan hidupku sendiri karena aku masih 15 tahun dan belum berkeluarga. Hahaha. Namun aku juga banyak belajar untuk bagaimana kedepannya bertindak mengenai hal itu.


Setelah materi dari Kak Canun, aku dan Hana diundang ke depan untuk menerima sertifikat sebagai ambassador Public Speaking for Teens tahun 2015-2017. Aku menerima sertifikat serta bercerita sedikit tentang kegiatan-kegiatanku sebagai seorang penulis. Sementara Hana diberi apresiasi karena dapat mengumpulkan 104 juta dalam 3 hari untuk acara sekolahnya hanya dengan modal berani berbicara. Sebenarnya ada beberapa ambassador lain, namun kebanyakan berhalangan hadir. Mudah-mudahan lain waktu dapat kumpul-kumpul, ya!



Sebelum beristirahat dan sholat, Om Sulkifly, sang MC meminta kepada para alumni yang telah menerbitkan buku untuk maju ke depan dan bercerita sedikit tentang buku yang ditulisnya. Mamaku Shinta Handini ikut maju dan aku gantian bertugas untuk foto-foto. Hahaha. Eh, tapi yang difoto diatas itu aku dapat dari peserta lain yang posting di Facebook. Jadi aku ada juga. Hehehe.

Selesai berfoto-foto, kami beristirahat dan acara akan dilanjutkan pukul 13.00. Di acara ini tidak disediakan makanan, melainkan kami membawa makanan sendiri untuk dibagi dengan peserta lainnya. Sayangnya, kemarin aku dan mama lupa membawa makanan. Soalnya udah buru-buru juga berangkatnya. Hehehe.

Oh iyaa, ada acara pengukuhan, penobatan, atau penganugerahan para alumni sebagai ketua associate dan affiliate. Juga ketua-ketua cabang yang mewakili Akademi Trainer di daerah-daerah. Ada dari Medan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah. Kalau nggak salah, ya! Soalnya aku kurang ngerti yang ini. Hahaha.

Acara dimulai kembali dan kali ini Om Jamil Azzaini membawakan materi yang bertajuk A Tribute: Sparring Partner mengenai cara menjadikan orang lain seorang bintang. Om Jamil menyampaikan kerugian orang egois, diantaranya, kebingungan yang tiada putus-putusnya, kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya, kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi, juga khayalan yang tidak berujung. Ada pula ciri manusia sejati, yakni bertumbuh dan berkontribusi. Jadi, manusia tidak boleh hanya bertumbuh untuk dirinya saja, melainkan harus berkontribusi untuk orang lain karena orang lain juga berhak atas nikmat yang diberikan oleh Allah.



Om Jamil juga memutar 2 video. Video yang pertama adalah cuplikan dari film berjudul Pay It Forward. Dalam cuplikan itu, seorang guru memberi tugas pada murid-muridnya untuk “Think of an idea to change the world and put it into ACTION.”. Murid-murid lainnya mengeluh, tetapi gurunya percaya mereka bisa. Si tokoh utama memiliki ide bahwa ia akan membantu tiga orang, dan tiga orang itu akan membantu tiga orang lainnya, begitu seterusnya dengan slogan “Pay it forward” yang artinya bayar kebaikan yang diterima dengan meneruskan kebaikan itu. Video kedua adalah chain domino reaction, sebuah balok berukuran 1 mm dapat merubuhkan yang lebih besar satu setengah kali lipat dari balok tersebut. Video itu sekaligus membuktikan sesuatu yang kecil akan menghasilkan dampak pada sesuatu yang lebih besar.

Para peserta diberi 4 lembar kertas yang berisikan tahap-tahap menjadikan orang lain seorang bintang. Tahapannya terdiri dari 4S:
  • STAR. Tentukan siapa yang mau dijadikan bintang. 
  • SYNCHRONIZE. Kuatkan dan fokuskan 4ON-nya. 4ON adalah vision, action, passion, dan collaboration. Keempatnya harus berkaitan agar tahap selanjutnya dapat lebih mudah dikerjakan. 
  • STRENGTHEN. Kita harus menguatkan 4On mereka dengan mencarikan coach, mentor, dan sparring partner. 
  • SUPPORT. Kita juga harus mendukung dengan berbagai cara. Seperti mendoakan, mejadi Mr. Connector atau penghubung dengan orang yang ahli di bidangnya, juga mengasah diri. 

Om Jamil lalu menyampaikan quote dari Jack Welch, CEO General Electric, yaitu:
“Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others.”
Materi Om Jamil ditutup dengan lagu "Pemimpin SuksesMulia" yang dibawakan oleh @MissHiday. Para peserta pun bernyanyi bersama. Namun, tidak lengkap jika sebuah acara ditutup tanpa foto bersama. Para peserta pun berfoto bersama narasumber.


Kemarin kami, khususnya aku telah bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang luar biasa dari berbagai bidang, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadi orang yang sukses mulia. Terima kasih untuk Akademi Trainer, Om Jamil Azzaini, dan Bunda Sofie Beatrix atas kesempatan untukku menjadi ambassador Akademi Trainer Teens. Semoga dengan ini, silaturahmi kita bisa terus terjaga. Aamiin.  ^_^


Foto-foto lengkapnya ada di Facebook-ku ini:
https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.944582222303726&type=1


Profilku di Majalah Girls


Alhamdulillah, senang banget rasanya profilku ada di Majalah Girls No 11 Tahun XI  yang terbit Desember 2015. Sayangnya, Majalah Girls ini terbit dalam tema Edisi Perpisahan. Bukan perpisahan karena akhir tahun, tapi benar-benar perpisahan karena merupakan edisi terakhir terbit. Jadi sebetulnya senangnya kurang lengkap, sih. Ya sedihlah pastinya karena mulai Januari 2016, Majalah Girls enggak terbit lagi.

Ceritaku bisa dimuat profilku di Majalah Girls ada di tulisanku ini:
Sehari Dua Wawancara dan Pemotretan: Majalah Bobo dan Majalah Girls .


Terima kasih buat Majalah Girls, terutama Kak Febhy dan Kak Nendra di sesi pemotretan, serta Kak Tina di sesi wawancara. Semoga sukses berkarya dan berkarier di tempat yang baru ya, Kak! ^_^

Oh, ya, sebelum dimuat di Majalah Girl, ternyata Kak Tina juga menginfokan profilku di Girls-Kidnesia, yang merupakan majalah online-nya. Link-nya ada di: Girls.Kidnesia.com



Foto-foto lengkapnya ada di Facebook-ku ini:
1. Di Majalah Girls: https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.926859624075986.100002558717962&type=3
2. Di Girls-Kidnesia: https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.934053630023252.100002558717962&type=3

Sehari Dua Wawancara dan Pemotretan: Majalah Bobo dan Majalah Girls


Hari Rabu, 13 November 2015, aku izin sekolah setengah hari karena ada janji dengan Kak Ana untuk wawancara dengan Majalah Bobo di Gedung Kompas-Gramedia. Kami pertama bertemu di penutupan dan malam puncak Konferensi Anak Indonesia 2015 setelah diperkenalkan oleh Tante Kusussani Prihatmoko, pimpinan Majalah Bobo. Cerita saat aku diundang sebagai alumni KONFA Bobo 2009 ke acara KONFA Bobo 2015 ada di tulisanku ini: KONFA 2015 Bersama Ibu Menteri Yohana Yembise. ^_^

Sekitar pukul 12.00 aku dan mama sampai di gedung Kompas-Gramedia. Aku sudah pernah ke gedung itu sebelumnya pada saat pembukaan Konferensi Anak Bobo 2009 saat aku menjadi salah satu delegasinya. Udah lama banget, ya!


Karena udah masuk waktu zuhur, mama menghubungi Kak Ana untuk mampir sholat zuhur dulu di mushola lantai dasar. Setelah itu, kami langsung ke kantor Majalah Bobo. Kami bertemu dengan Kak Ana dan langsung melakukan wawancara. Aku ditanya berbagai hal yang berkaitan dengan dunia menulis. Setelah itu, aku juga melakukan sesi foto yang nantinya dimuat bareng profilku di Majalah Bobo.

Selesai dari Majalah Bobo, kami menunggu di lantai bawah karena mama ingin bertemu dengan Tante Renny Yaniar yang bekerja di majalah Mombi. Tapi ternyata saat itu Tante Renny lagi cuti. Ya udah, mama memutuskan untuk pulang aja. Tepat saat kami keluar gedung menuju parkiran mobil, kami bertemu dengan Kak Irfan yang pernah mewawancaraiku untuk Tabloid Nakita . Kak Irfan pun mengajak kami untuk mampir ke ruangannya. Mama menyetujuinya. Oh ya, profilku di Tabloid Nakita, aku simpan di link ini: Di Tabloid Nakita.

Di ruangan Kak Irfan, di Tabloid Nakita, kami diperkenalkan dengan redaksi Majalah Girls. Waktu itu kami berkenalan dengan Kak Febhy dan Kak Nendra (fotografernya). Kak Febhy langsung tertarik untuk memuat profilku untuk Majalah Girls. Tapi karena saat itu wartawannya lagi tidak ada di tempat semua, jadinya aku diminta foto dulu aja. Sementara wawancaranya dilakukan menyusul lewat email oleh Kak Tina.


Wah, jadinya dalam sehari, aku melakukan wawancara dan sesi pemotretaan untuk profilku di dua majalah, yaitu Majalah Bobo dan Majalah Girls. Untungnya mamaku bawa baju cadangan. Jadi baju pemetretan untuk Majalah Bobo beda sama baju untuk pemotretan Majalah Girls.

Majalah Girls-nya sudah terbit akhir Desember 2015 untuk edisi perpisahan. Senang sekaligus sedih. Senang karena profilku ada di Majalah Girls. Sedih karena itu adalah edisi terakhir sekaligus perpisahan Majalah Girls. Mulai awal Januari 2016, Majalah Girls sudah tidak terbit dan beredar lagi. Profilku untuk Majalah Girls ada di tulisanku yang ini: Profilku di Majalah Girls.

Sementara profilku di Majalah Bobo akan ada pada edisi No 46 yang akan terbit Kamis ini, 18 Februari 2016. Jangan terlewatkan, ya, Teman-Teman!
__________________________

Nah, ternyata Majalah Bobo No 46 udah terbit.
Link-nya ada di tulisanku ini: Profilku di Majalah Bobo
Silahkan meluncur kalau mau baca. ^_^

Monday, February 8, 2016

Sharing di PSFT #4


Tanggal 21-23 Desember 2015 aku diundang ke acara Public Speaking for Teens (PSFT) batch 4 sebagai alumni PSFT 3 dan ambassador PSFT. PSFT merupakan acara liburan yang diadakan oleh Akademi Trainer, dimana kami diajarkan cara berani berbicara di depan umum, berbagi pengalaman, serta mengisi liburan bersama teman-teman baru dengan memfokuskan pada visi misi yang akan kami capai bagi masa depan kami. Acara ini diadakan di Bumi Gumati Hotel, Bogor, selama 3 hari 2 malam.

Hari pertama, Senin, 21 Desember 2015, aku datang diantar mamaku. Saat itu, teman-teman peserta PSFT 4 sudah mulai berkegiatan. Aku langsung bergabung bersama mereka. Kami diperkenalkan dengan rantai gajah, juga belajar mencari 4ON, yaitu Vision, Action, Passion, dan Collaboration untuk masa depan.

Selain itu, teman-teman peserta PSFT 4 juga melakukan tes sidik jari untuk menentukan mesin kecerdasan mereka. Aku sudah melakukannya saat ikut PSFT 3. Mesin kecerdasan adalah bagian otak yang dominan dalam beraktivitas. Ada 5 mesin kecerdasan, yaitu, Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Insting, yang disingkat menjadi STIFIn. Mesin kecerdasanku sendiri adalah Insting, yaitu otak bagian tengah. Orang Insting itu tidak memiliki kekurangan, namun tidak memiliki kelebihan, alias serba bisa. Meski begitu, perilaku kita bukan 100% berdasarkan mesin kecerdasan, ada beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi, diantaranya jenis kelamin dan golongan darah.

Malam harinya, ada sesi bersama alumni dan ambassador. Aku menjadi salah satu pengisinya bersama Hana, alumni PSFT 2 yang berhasil mengumpulkan uang untuk acara sekolahnya hanya dengan modal pandai berkomunikasi, dan kak Izzan, alumni PSFT 1, produser film pendek yang sudah memenangkan banyak kompetisi. Aku sendiri, alumni PSFT 3 bercerita bagaimana aku dapat menemukan passionku di dunia menulis.

Hari kedua, Selasa, 22 Desember 2015, beberapa peserta PSFT 4 menghampiriku dan meminta aku untuk menjadi mentor maupun partner mereka dalam menjalani 4ON di sesi Collaboration. Ada Fikar, yang juga bercita-cita menjadi penulis, kemudian ada Padma, teman sekelasku yang ternyata ikut acara ini juga bersama adiknya. Aku dan Padma bahkan sudah mulai berdiskusi mengenai proyek-proyek kolaborasi yang akan kami buat.

Setelah belajar mengenai 4ON, peserta PSFT 4 meneriakkan visi hidup mereka serta visi satu tahun ke depan. Berbagai jenis visi dikemukakan. Ada yang ingin menjadi pengusaha sukses, guru, hingga hafidz Qur’an. Aku pun terkagum-kagum dengan visi mereka dan mengaminkannya. Semoga kita sama-sama bisa jadi orang yang sukses mulia, ya, kawan-kawan!

Malamnya, ada api unggun yang membuatku sangat senang, karena aku tidak dapat merasakannya saat mengikuti PSFT 3. Kebetulan, saat PSFT 3, sebelum dimulai api unggunnya, tiba-tiba turun hujan sehingga kami hanya dapat bermain dan bersenang-senang di bawah atap. Ditemani api unggun, peserta PSFT 4 menampilkan sebuah penampilan per kelompok. Ada yang bernyanyi, drama, puisi, dan sebagainya.

Hari terakhir, Rabu, 23 Desember 2015, pagi-paginya, para peserta membuat mind map presentasi mengenai 4ON mereka masing-masing, setelah itu mereka mempresentasikannya di depan orang tua dan teman-teman. Siangnya, aku dan mama pulang, menghindari kemacetan di sore hari.

Terima kasih kakak-kakak di Akademi Trainer, terutama Om Jamil Azzaini dan Bunda Sofi atas kesempatannya. Terima kasih telah melibatkanku di kegiatan hebat dan kerON ini selama 3 hari 2 malam (21-23 Desember 2015). Lagi-lagi aku mendapat ilmu yang tidak kudapatkan di sekolah, juga menambah teman, dan bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman peserta PSFT 4. ^_^


Foto-foto lengkapnya ada di:
https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.941804165914865.100002558717962&type=3