Sunday, February 14, 2016

Akademi Trainer – Enrichment Forum: Belajar Hal Tidak Biasa dari Orang yang Luar Biasa


Hari Sabtu, 13 Februari 2016, aku dan mama diundang ke acara Enrichment Forum – A Tribute to Us yang diadakan oleh Akademi Trainer. Acara ini diadakan di ballroom gedung Kompas Gramedia Majalah dan dihadiri oleh para alumni Akademi Trainer, baik Public Speaking for Teens, Wanna be Trainer, maupun Trainer Bootcamp N Contest.

Acara pukul 8.00 dimulai oleh Om Sulkifly yang jadi MC dengan berkenalan, karena pada dasarnya tujuan kami datang adalah untuk menjalin silaturahmi, berkolaborasi, dan karena dalam bisnis yang paling penting adalah relasi, kami di sini untuk membuat relasi satu sama lain.

Di acara ini, kami dipertemukan oleh tiga pembicara luar biasa dengan topik-topik yang tidak biasa. Pembicara pertama adalah Kak Hari Firmansyah dengan materinya tentang cara memberi respon yang berkelas atau high class response. Kami belajar ada berbagai tingkatan dalam merespon. Mulai dari basic, expected, desired, wow surprising, hingga unbelievable.

Banyak training yang mengajarkan cara berbicara di depan umum, namum jarang sekali yang membicarakan cara merespon dengan baik. Padahal respon yang baik akan kembali pada yang merespon.

Kak Harri juga menjelaskan tentang quality of life level berdasarkan respon yang kita berikan. Dimulai dari spiritual, yang paling basic, raganya hadir di tempat namun pikirannya kemana-mana, kemudian ada intelectual, dimana seseorang menyadari kelebihan dan kekurangannya serta memiliki kemauan. Yang ketiga adalah social, yaitu tingkatan dimana seseorang terlatih dan ingin terus berlatih. Keempat ada financial, saat seseorang sudah bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, namun memikirkan kita. Dan level tertinggi adalah family, saat seseorang dapat memikirkan tentang dia, keluarganya, juga orang lain.

Ada beberapa prinsip yang Kak Harri tekankan. Salah satunya adalah “Response ability creates responsibility.”. Kemampuan merespon akan membuahkan tanggung jawab. Semakin baik kita merespon, semakin besar pula tanggung jawabnya, tentunya dalam hal yang baik. Ada juga satu quote yang disampaikan oleh Kak Harri, “There is no growth in comfort zone and there is no comfort in growth zone.” yang berarti tidak ada pertumbuhan di zona nyaman dan tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan. Selesai menyampaikan materi, Kak Herri juga sekaligus melaunching bukunya yang berjudul High Class Response.


Materi kedua disampaikan oleh Kak Canun Kamil, seorang konsultan pernikahan, yang menyampaikan materi tentang family life excelence, yaitu bagaimana membuat rumah tangga surga. Kak Canun dan istrinya telah menulis 5 buku, 4 ditulis sebelum menikah, dan yang terbaru ditulis setelah menikah. Kak Canun banyak bercerita tentang masalah-masalah yang biasa dialami dalam rumah tangga. Selain itu, beliau juga bercerita tentang cara membuat suasana rumah yang nyaman, karena keluarga adalah salah satu komponen terpenting dalam meraih kesuksesan. Tentu aku hanya dapat mengaitkan beberapa kasus dengan hidupku sendiri karena aku masih 15 tahun dan belum berkeluarga. Hahaha. Namun aku juga banyak belajar untuk bagaimana kedepannya bertindak mengenai hal itu.


Setelah materi dari Kak Canun, aku dan Hana diundang ke depan untuk menerima sertifikat sebagai ambassador Public Speaking for Teens tahun 2015-2017. Aku menerima sertifikat serta bercerita sedikit tentang kegiatan-kegiatanku sebagai seorang penulis. Sementara Hana diberi apresiasi karena dapat mengumpulkan 104 juta dalam 3 hari untuk acara sekolahnya hanya dengan modal berani berbicara. Sebenarnya ada beberapa ambassador lain, namun kebanyakan berhalangan hadir. Mudah-mudahan lain waktu dapat kumpul-kumpul, ya!



Sebelum beristirahat dan sholat, Om Sulkifly, sang MC meminta kepada para alumni yang telah menerbitkan buku untuk maju ke depan dan bercerita sedikit tentang buku yang ditulisnya. Mamaku Shinta Handini ikut maju dan aku gantian bertugas untuk foto-foto. Hahaha. Eh, tapi yang difoto diatas itu aku dapat dari peserta lain yang posting di Facebook. Jadi aku ada juga. Hehehe.

Selesai berfoto-foto, kami beristirahat dan acara akan dilanjutkan pukul 13.00. Di acara ini tidak disediakan makanan, melainkan kami membawa makanan sendiri untuk dibagi dengan peserta lainnya. Sayangnya, kemarin aku dan mama lupa membawa makanan. Soalnya udah buru-buru juga berangkatnya. Hehehe.

Oh iyaa, ada acara pengukuhan, penobatan, atau penganugerahan para alumni sebagai ketua associate dan affiliate. Juga ketua-ketua cabang yang mewakili Akademi Trainer di daerah-daerah. Ada dari Medan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah. Kalau nggak salah, ya! Soalnya aku kurang ngerti yang ini. Hahaha.

Acara dimulai kembali dan kali ini Om Jamil Azzaini membawakan materi yang bertajuk A Tribute: Sparring Partner mengenai cara menjadikan orang lain seorang bintang. Om Jamil menyampaikan kerugian orang egois, diantaranya, kebingungan yang tiada putus-putusnya, kesibukan yang tidak pernah ada ujungnya, kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi, juga khayalan yang tidak berujung. Ada pula ciri manusia sejati, yakni bertumbuh dan berkontribusi. Jadi, manusia tidak boleh hanya bertumbuh untuk dirinya saja, melainkan harus berkontribusi untuk orang lain karena orang lain juga berhak atas nikmat yang diberikan oleh Allah.



Om Jamil juga memutar 2 video. Video yang pertama adalah cuplikan dari film berjudul Pay It Forward. Dalam cuplikan itu, seorang guru memberi tugas pada murid-muridnya untuk “Think of an idea to change the world and put it into ACTION.”. Murid-murid lainnya mengeluh, tetapi gurunya percaya mereka bisa. Si tokoh utama memiliki ide bahwa ia akan membantu tiga orang, dan tiga orang itu akan membantu tiga orang lainnya, begitu seterusnya dengan slogan “Pay it forward” yang artinya bayar kebaikan yang diterima dengan meneruskan kebaikan itu. Video kedua adalah chain domino reaction, sebuah balok berukuran 1 mm dapat merubuhkan yang lebih besar satu setengah kali lipat dari balok tersebut. Video itu sekaligus membuktikan sesuatu yang kecil akan menghasilkan dampak pada sesuatu yang lebih besar.

Para peserta diberi 4 lembar kertas yang berisikan tahap-tahap menjadikan orang lain seorang bintang. Tahapannya terdiri dari 4S:
  • STAR. Tentukan siapa yang mau dijadikan bintang. 
  • SYNCHRONIZE. Kuatkan dan fokuskan 4ON-nya. 4ON adalah vision, action, passion, dan collaboration. Keempatnya harus berkaitan agar tahap selanjutnya dapat lebih mudah dikerjakan. 
  • STRENGTHEN. Kita harus menguatkan 4On mereka dengan mencarikan coach, mentor, dan sparring partner. 
  • SUPPORT. Kita juga harus mendukung dengan berbagai cara. Seperti mendoakan, mejadi Mr. Connector atau penghubung dengan orang yang ahli di bidangnya, juga mengasah diri. 

Om Jamil lalu menyampaikan quote dari Jack Welch, CEO General Electric, yaitu:
“Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others.”
Materi Om Jamil ditutup dengan lagu "Pemimpin SuksesMulia" yang dibawakan oleh @MissHiday. Para peserta pun bernyanyi bersama. Namun, tidak lengkap jika sebuah acara ditutup tanpa foto bersama. Para peserta pun berfoto bersama narasumber.


Kemarin kami, khususnya aku telah bertemu dan berkenalan dengan orang-orang yang luar biasa dari berbagai bidang, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu menjadi orang yang sukses mulia. Terima kasih untuk Akademi Trainer, Om Jamil Azzaini, dan Bunda Sofie Beatrix atas kesempatan untukku menjadi ambassador Akademi Trainer Teens. Semoga dengan ini, silaturahmi kita bisa terus terjaga. Aamiin.  ^_^


Foto-foto lengkapnya ada di Facebook-ku ini:
https://www.facebook.com/muthia.fadhila/media_set?set=a.944582222303726&type=1


No comments:

Post a Comment