Monday, September 2, 2013

[OGSINA] Part 1: Sold Out, Berburu Alfamart, Fix

Hari Senin, tanggal 15 Juli 2012 adalah hari resmi dimana siswa-siswi sekolahku, SMP Labschool Jakarta mengakhiri masa liburan akhir tahun ajaran mereka dan memasuki tahun ajaran baru, 2013-2014. Hari pertama aku resmi menjadi siswi kelas 8E /claps/ Anyway, selamat datang untuk siswa-siswi angkatan 22 SMP Labschool Jakarta~

Dikarenakan hari pertama, tentunya belum ada pelajaran dan para murid dipulangkan lebih cepat, pukul 10. Dan itu bertepatan dengan penjualan tiket online One Great Step Indonesia, konser Infinite, boyband asal Negeri Ginseng yang kuidolakan selain EXO.

Infinite adalah boyband beranggotakan 7 dorks bertalenta. Kim Sunggyu—sang leader yang *cough* tidak ber-mata *cough* tapi suaranya bikin merinding, Jang Dongwoo—main rapper dengan ketawanya yang membuat kita tertawa/?, Nam Woohyun—heart prince ber-emot =_=, Lee Howon! Kalau Woohyun itu heart prince, Hoya itu my prince /slapped. Hoya itu main dancernya Infinite, tergabung dalam sub-unit Infinite untuk genre hip-hop bersama Dongwoo, Infinite H. Lee Sungyeol—the dorkiest and the tallest one, Kim Myungsoo a.k.a L—visual bermuka dua, dan uri magnae Lee Sungjong—the most feminine …? Maksudku lemon candy boy. Hehehehehehehe …


Agensi Infinite adalah Woollim Entertainment yang dipimpin oleh Lee Jungyeop sajangnim, CEO yang tidak berperilaku seperti CEO/?. Check this one …

Left to Right: Jungyeop, Woohyun, Sunggyu


See? Dengan posenya bak anak gawl yang hmmm … begitulah. But I’m very proud of him (and Infinite)<3 Like father like son, lah. Infinite juga nggak beda jauh narsisnya sama dia. FYI aja, Jungyeop sajangnim itu sampai menjual rumahnya demi pembuatan MV Infinite – Be Mine. Ya, Woollim Entertainment dulu memang belum sebesar sekarang. Bahkan dulu saat mereka pertama kali debut, tak seperti idola-idola lain yang dorm atau tempat tinggalnya di apartemen atau rumah yang dibeli oleh agensi mereka, dorm Infinite pertama kali adalah rumah milik Jungyeop sendiri.

Ok, back to the story tentang tiket, ya.

Pukul 10 aku langsung berjalan ke SD Islam At-Taqwa—SD-ku dulu—bersama Intan, temanku yang juga seorang penggemar k-pop. Karena jarak antara Labschool dan At-Taqwa tidak terlalu jauh, kami sudah terbiasa berjalan kaki kesana. 

Kami berdua memang sudah berencana ingin menonton OGS ini di seat VVIP. Bersama dengan temanku satu lagi, Qeesha, dan sepupunya Intan. Maka itu, pukul 10 lebih sambil berjalan aku mencari-cari info tentang tiket itu dan benar, salah satu website penjualannya, tiket.com sudah dibuka. Spontan aku membuka alamat web mereka dan melihat-lihat. 

"Intan ..."
"Ya?"
"Tiket VVIP-nya ... sold out ..." "SOLD OUT, TAN! SOLD OUT!"
"DEMI APA!? SOLD OUT!?"
"IYAAA ...!" aku langsung menunjukkan layar ponselku sebagai buktinya. "Tapi nanti pukul 11 dibuka juga kok penjualannya di indotix.com. Juga bisa dibeli di Alfamart atau gedung Jamsostek,"
"AYO KITA BERBURU ALFAMART!"

Kurang lebih begitulah suasana menghebohkan ketika kami berdua tahu kalau tiketnya sold out. Entahlah apakah sekeliling kami—mahasiswa/i UNJ; karena At-Taqwa dan Labschool dibatasi Kampus UNJ—melihat aku dan Intan yang berteriak-teriak freak atau tidak. 

Karena ternyata adik-adikku pulang pukul 12, aku meminta izin mama untuk main ke rumah Intan dulu, diantar menggunakan mobil keluarga Intan. Di mobil, aku terus bercakap dengannya bagaimana cara agar kami bisa mendapat tiket VVIP-nya.

"Tan, serius mau berburu Alfamart?" 
"Iya. Ini gue lagi tanya nyokap dulu boleh atau nggak."
"Ntar bayarnya pake apa?"
"Pake kredit gue dulu aja."
"Hah? Serius? Nanti gue sama Qeesha transfer ke lo?"
"Iya. Yang penting kita dapet tiketnya."

Aku lupa alasannya yang jelas akhirnya Intan memutuskan untuk meminta kakak sepupunya yang akan ikut menonton untuk membeli tiketnya di indotix.com. Menggunakan kredit mama Intan. Kami diinformasikan bahwa mendapat seat di row E, di tengah bagian kanan. Tapi ...

"Nyokap gue gamau ngasih nomer kreditnya, Thi."
"Lah terus gimana? Pake kredit ortu gue? Bentar gue tanya dulu,"

Langsung saja aku me-whatsapp mama dan ayah untuk meminta nomor kredit mereka. Oh iya, lupa memberi tahu sebelumnya. Aku dan Intan sedang ditengah menjadi koki/? membuat cupcake.

Ayah nggak mau ngasih nomor kreditnya. Biar ayah aja yang beli langsung.

Tak sampai satu detik kemudian aku dan Intan sudah bernapas lega. Meminta maaf kepada sepupu Intan sudah merepotkannya cepat-cepat beli tiket. Maklum, takut sold out.

"Qeesha jadi nonton, kan? Tiketnya 4 kan?"
"Eh, nggak tahu, deh. Belum nanya lagi. Terakhir dia bilang sih dibolehin."

Ya, Qeesha belum confirm ke kami berdua kalau fix ikut nonton. Sementara ayah mungkin sudah mulai membeli tiketnya. Benar saja tak beberapa lama kemudian ayah me-whatsapp, menginformasikan bahwa tiketnya sudah dibeli dan kami mendapat row F seat 72-75. 

"Eh, Qeesha serius jadi, kan? Coba lo BBM-in deh, Tan ..."
"Ok ..."


Tapi BBM ke Qeesha belum di jawab-jawab. Membuat hatiku lagi-lagi gelisah padahal tadi sudah lega kalau tiketnya belum sold out di indotix.com.

Its a long long story to tell from that day, tapi Alhamdulillah Qeesha fix! Ya Allah, nggak kurang lega? Hahaha x)) Mungkin begitu aja/? 

Sampai bertemu di part berikutnya!

No comments:

Post a Comment